Kepercayaan adalah dasar pribadi subyektif untuk perilaku individu, sedangkan kebenaran adalah sebuah negara tujuan independen dari individu, misalnya, fakta.
Apakah keyakinan seseorang benar bukanlah prasyarat untuk keyakinannya. Di sisi lain, jika ada sesuatu yang benar-benar diketahui, maka pasti tidak bisa salah. Misalnya, seseorang percaya bahwa sebuah jembatan tertentu cukup aman untuk mendukung dia, dan upaya untuk melintasinya, sayangnya, jembatan runtuh oleh berat badannya. Bisa dikatakan bahwa ia percaya bahwa jembatan itu aman, tetapi bahwa keyakinan ini salah. Ini tidak akan akurat untuk mengatakan bahwa ia tahu bahwa jembatan itu aman, karena jelas itu bukan. Sebaliknya, jika jembatan itu benar-benar didukung berat badannya maka ia mungkin dapat dibenarkan di kemudian memegang bahwa ia tahu jembatan sudah cukup aman untuk perjalanannya, setidaknya pada waktu tertentu.
Dalam Theaetetus dialog Plato, Socrates mempertimbangkan sejumlah teori seperti apa pengetahuan, pengetahuan yang terakhir adalah keyakinan benar yang telah "diberi akun" - yang berarti menjelaskan atau didefinisikan dalam beberapa cara. Menurut teori bahwa pengetahuan dibenarkan keyakinan benar, untuk mengetahui bahwa suatu proposisi yang diberikan adalah benar, kita tidak hanya harus percaya proposisi benar relevan, tetapi juga harus memiliki alasan yang baik untuk melakukannya. Salah satu implikasi dari ini adalah bahwa tak seorang pun akan mendapatkan pengetahuan hanya dengan percaya sesuatu yang terjadi untuk menjadi kenyataan. Misalnya, orang yang sakit tanpa pelatihan medis, tetapi dengan sikap umumnya optimis, mungkin percaya bahwa ia akan sembuh dari penyakit dengan cepat. Namun demikian, bahkan jika keyakinan ini ternyata benar, pasien tidak akan tahu bahwa ia akan sembuh karena keyakinannya tidak memiliki pembenaran. Definisi pengetahuan sebagai keyakinan yang benar dibenarkan diterima secara luas sampai tahun 1960-an. Pada saat ini, sebuah makalah yang ditulis oleh filsuf Edmund Amerika Gettier memprovokasi diskusi luas utama. Lihat teori pembenaran untuk pandangan lain pada gagasan itu
Sumber: http://id.shvoong.com/humanities/philosophy/2095574-pengertian-kepercayaan/#ixzz1LkrTmPNv
Selengkapnya...
Minggu, 22 Mei 2011
Kepercayaan
Jumat, 20 Mei 2011
Harapan Manusia
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu
mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya
bempa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Misalnya, Budi yang hanya mampu n~embeli sepeda, biasanya tidak mempunyai harapan untuk membeli mobil. Seorang yang nlempunyai harapan yang bcrlebihan tentu menjadi buah tertawaan orang banyak, atau orang itu seperti peribahasa “Si pungguk merindukan bulan”
Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai
harapan, misalnya Rafiq mengharapkan nilai A dalam ujian yang akan datang, tetapi tidak
ada usaha, tidak pemah hadir kuliah. Ia menghadapi ujian dengan santai. Bagaimana Rafiq
memperoleh nilai A. luluspun n~ungkin tidak. Harapan hams berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada din sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.
Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu te jadi; sehingga
harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat te jadi. Dengan demikian harapan menyangkut
masa depan.
Menurut kodratnya nianusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langusung
disambut dalanl suatu pergaulan hidup. yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat
lainnya. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari pergaulan hidup. Ditengah – tengah
manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dm berkembang baik fisik/jasmani maupun mental/
spiritualnya. Ada dua hal ya,g mcndorong orang hidup bergaul dengan manusia lain, yakni
dorongan kodrat dan dorongan kebutuhal hidup.
Dorongan kodrat
Kodrat ialah sifat, keadaan, auu penlbawaan alamiah yang sudah te jelma dalam diri
nianusi;i sejak n~anusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir,
berjalan. bcrkala, mempunyai keturunan dan scbagainya. Setiap nianusia mempunyai
kenianpuan untuk itu scmua.
Dorongan kodrat menyebabkan mmusia menlpunyai keinginan atau harapan, niisalnya
menangis, tertawa, bergembira, dan scbagainya. Seperti halnya orang yang menonton
Pertunjukan lawak, nlereka ingin tertawa, pelawak juga mengharapkan agar penonton tertawa
tehahak-bahak. Apabila penonton tidak terlawa, harapan kedua belah pihak gagal, justru
scdihlah nlereka.
Kodrat juga terdapat pada binatang dan tunibuh-tumbuhan, karena binatang dm
tumbuhan perlu makan, berkembang biak dan mati. Y ang niirip dengan kodrat manusia ialah
kodrat binatang, walau bagaimanapun juga besar sekali perbedaannya. Perbedaan antard
kedua mahluk itu, ialah bahwa manusia meniiliki budi dan kehendak. Budi ialah akal,
kemampuan untuk memilih. Kedua hal tersebut tidak dapdt dipisahkan, scbab bila orang akan
memilih, ia harus mengetahui lebih dahulu barang yang dipilihnya. Dengan budinya rnanusia
dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang
salah, dan dengan kehendaknya manusia dapat n~eniilih.
Dalani din manusia masing-masing sudah terjelrna sifat, kodrat pembawaan (Jan
kemarnpuan untuk hidup bergad, hidup bermasyarakat atau hidup benama dengan manusia
lain.
Dengan kodrat ini, niaka manusia niempunyai harapan.
Dorongan kebutuhan hidup
Sudah kodrat pula bahwa nianusia menipunyai beniiacani-niacani kcbutuhan hidup.
Kebutuhan hidup itu pada garis besamya dapat dibedakan atas : kebuluhan jasmani dan
kebutuhan rohani
Kebutuhan jasnianiah niisalnya ; makan, niinum, pakaian, rumah. (sandang, pangan,
dan papan). ketenangan, hiburan, dan kebehasilan.
Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia bekeja sama dengan manusia lain.
Hal ini disebabkan, kenlarnpuan manusia sangat terbatas, baik kenianipuan fisiwjasmaniah
maupun kemampuan berpikimya.
Dengan adanya domngan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu niaka manusia
mempunyai harapan. Pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan
manusia itu ialah :
a) kelangsungan hidup (survival)
b) kearnanan ( safety )
c) hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)
d) diakui lingkungan (status)
e) perwujudan cita-cita (self actualization)
Kelangsungan hidup (survival)
Untuk melangsungkan hidupnya manusia membutuhkan sandang, ppangan dan papan
(tempat tinggal). Kebutuhan kelangsunga3 hdup ini terlihat sejak bayi lahir.
Setiap bayi begitu lahir di bumi menangis: ia telah mengharapkan diberi m a k d
niinum. Kebutuhan akan makanJminum ini terus berkembang sesuai dengan perkenibangan
hidup manusia
Sandang, semula hanya berupa perlindungankemanan, untuk melindungi dirinya dari
cuaca. Tetapi dalam perkembangan hidupnya, sandang tidak hanya sebagai perlindungan
kemanan, tetapi lebih cenderung kepada kebutuhan lain.
Papan yang dimaksud adalah tempat tinggal atau rumah. Rumah kebuhihan primer
manusia, karena rumah itu sebagai tempat bedindung, dari panas, gelap, dan sebagainya.
Untuk mencukupi kebutuhan pangan, sandang, dan papan itu, maka manusia sejak
kecil telah mulai belajar. Dengan pengetahuan yang tinggi harapan memperolleh pangan,
sandang, dan papan yang layak akan terpenuhi. Atau tiap manusia perlu kerja keras dengar!
harapan apa yang diinginkan : pangan, sandang dan papan yang layak terpenuhi.
Keamanan
Setiap orang membutuhkan keamanan. Sejak seomg anak lahir ia telah membutuhkan
keamanan. Begitu lahir, dengan sum tangis, itu pertanda minta perlindungan. Setelah agak
besar, setiap anak menangis dia akan dim setelah dipeluk oleh ibunya. Setelah bertarnbah
besar ia ingin dilindungi. Rasa aman tidak hams diwujudkan dengan perlindungan yang
nampak, secara moral pun orang lain dapat memberi rasa aman. Dalam hal ini agama sering
merupakan cara memperoleh kemanan moril bagi pemiliknya. Walaupun secara fisik
keadaannya dalam bahaya, keyakinan bahwa Tuhan memberikan perlindungan berarti sudah
memberikan keamanan yang diharapkan.
Hak dan kew~ibanm encintai dan dicintai
Tiap orang mempunyai hak dan kewajiban Dengan pertumbuhan manusia maka tumbuh
pula kesadaran akan hak dan kewajiban. Karena itu tidak jarang anak-anak remaja mengatakan
kepada ayah atau ibu. “Ibu ini kok menganggap Reny masih kecil saja, semua diatur!” Itu
suatu pertanda bahwa anak itu telah tambah kesadaran akan hak dan kewajibannya.
Bila seorang telah menginjak dewasa, maka ia merasa sudah dewasa, sehingga sudah
saatnya mempunyai harapan untuk dicintai dan mencintai. Pada saat seperti ini remaja banyak
mengkhayal. Ia telah sadar akan keberadaannya. Pada usia itu, biasanya te rjadi konflik batin
pada dirinya dengan pihak orang tua. Sebab umumnya remaja mulai menentang sifat-sifat
orang tua yang dianggap tidak sesuai dengan alamnya.
Setiap manusia membutuhkan status. Siapa, untuk apa, mengapa manusia hidup. Dalam
lagu ”untuk apa” ada lirik yang berbunyi “aku ini anak siapa, mengapa aku ini dilahirkan”.
Dan bagian lirik itu kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa setiap manusia yang lahir di
bumi ini tentu akan bertanya tentang statusnya. Status keberadaannya. Status dalam keluarga,
status dalam masyarakat, dan status dalam negara. Status itu penting, karena dengan status
orang tahu siapa dia Harga din orang antara lain melekat pada status orang itu. Misalnya ada
anak haram, biarpun anak haram itu tingkah lakunya baik dan tidak bekosa sebab yang
berdosa orang tuanya, namun masyarakat tetap memberikan cap yang negatif. Bahkan ada
orang yang berpendapat jangan meinberi makan/pertolongan kepada anak jadah (haram).
Alangkah kejamnya manusia itu dengan adanya harapan untuk memperoleh status ini berarti
orang menguasai hak milik narna baik, ingin berprestasi, ingin mengingkatkan harga diri, dan
sebagainya
Perwujudan citacita
Selanjutnya manusia berharap diakui keberadaannya sesuai dengan keahliannya atau
kepangakatannya atau profesinya. Pada saar itu manusia mengembangkan bakat atau
kepandaiannya agar ia diterima atau diakui kehebatannya.
Selengkapnya...
Kamis, 19 Mei 2011
Tanggung Jawab
1. Pengertian Tanggung Jawab
Menurut kamus besar bahasa Indonesia Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab merupakan berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya sebagai kesadaran dan kewajibannya.Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik, atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian dan pengirbanannya. Untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaran bertanggung jawab perlu ditempuh usaha melalui pendidikan penyuluhan, keteladanan, dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Tanggung jawab adalah sifat terpuji yang mendasar dalam diri manusia. Selaras dengan fitrah. Tapi bisa juga tergeser oleh faktor eksternal. Setiap individu memiliki sifat ini. Ia akan semakin membaik bila kepribadian orang tersebut semakin meningkat. Ia akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menunutut kepedulian dan tanggung jawab. Inilah yang menyebabkan frekwensi tanggung jawab masing-masing individu berbeda.
2. Makna Tanggung Jawab
Makna dari istilah “tanggung jawab” adalah “siap menerima kewajiban atau tugas”. Arti tanggung jawab di atas semestinya sangat mudah untuk dimengerti oleh setiap orang. Tetapi jika kita diminta untuk melakukannya sesuai dengan definisi tanggung jawab tadi, maka seringkali masih merasa sulit, merasa keberatan, bahkan ada orang yang merasa tidak sanggup jika diberikan kepadanya suatu tanggung jawab. Kebanyakan orang mengelak bertanggung jawab, karena jauh lebih mudah untuk “menghindari” tanggung jawab, daripada “menerima” tanggung jawab.
B. MACAM-MACAM TANGGUNG JAWAB
Manusia itu berjuang adalah memenuhi keperluannya sendiri atau untuk
keperluan pihak lain. Untuk itu ia menghadapi manusia lain dalam masyarakat
atau menghadapi lingkungan alam. Dalam usahanya itu manusia juga menyadari
bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan, yaitu kekuasaan Tuhan.
Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dibedakan menurut keadaan
manusia atau hubungan yang dibuatnya, atas dasar ini, lalu dikenal beberapa
jenis tanggung jawab, yaitu
1. Tanggung jawab terhadap diri sendiri
Tanggung jawab terhadap diri sendiri menentukan kesadaran setiap orang
untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian
sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa memevahkan masalah-masalah
kemanusiaan mengenai dirinya sendiri menurur sifat dasarnya manusia adalah
mahluk bermoral, tetapi manusia juga pribadi. Karena merupakan seorang
pribasi maka manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, beranganangan sendiri. Sebagai perwujudan dari pendapat, perasaan dan angan-angan
itu manusia berbuat dan bertindak. Dalam hal ini manusia tidak luput dari
kesalahan, kekeliruan, baik yang sengaja maupun yang tidak.
2. Tanggung jawab terhadap keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari suami, ister,
ayah, ibu anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap
anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarga. Tanggung jawab ini
menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan
kesejahteraan, keselamatan dan kehidupan.
3. Tanggung jawab terhadap masyarakat
Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain,
sesuai dengan kedudukannya sebagai mahluk sosial. Karena membutuhkan
manusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain. Sehingga
dengan demikian manusia disini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyrakat tersebut. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
4. Tanggung jawab kepada Bangsa / negara
Suatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individu adalah warga
negara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku
manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan itu salah, maka ia
harus bertanggung jawab kepada negara
5. Tanggung jawab terhadap Tuhan
Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab,
melainkanuntuk mengisa kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab
lngsung terhadap Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari
hukum-hukum Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui
berbagai macam agama. Pelanggaran dari hukum-hukum tersebut akan segera
diperingatkan oleh Tuhan dan juka dengan peringatan yang keraspun manusia
masih juga tidak menghiraukan maka Tuhan akan melakukan kutukan. Sebab
dengan mengabaikan perintah-perintah Tuhan berarti mereka meninggalkan
tanggung jawab yang seharusnya dilakukan manusia terhadap Tuhan sebagai
penciptanya, bahkan untuk memenuhi tanggung jawab, manusia perlu pengorbanan.
Selengkapnya...